Minggu, 18 September 2016

MAKALAH STUDY AL-QUR'AN - SURAT AL-HUJURAT AYAT 13

SURAT AL-HUJURAT AYAT 13
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Study al-Qur’an



Disusun Oleh :
Kelompok VII/TB.E
1.      Lilik Retnowati                 (210312165)
2.      Aminuddin ma’ruf            (210312166)
3.      Moh. Faiz Zein                  (210312167)

Dosen Pengampu:
Umar Sidiq, M.Ag

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
 (STAIN) PONOROGO
2013
PEMBAHASAN

A.  Surat  Al Hujurat Ayat 13
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
B.  Mufrodat
Arti
Mufrodat
No
Menciptakan kamu
خلقنكم
1
Menjadikan kamu
وجعلنكم
2
Bangsa-bangsa
شعوبا
3
Suku-suku
وقبائل
4
Saling mengenal
لتعارفوا
5
Bertakwa
اتقكم
6
Paling mulia
اكرمكم
7
C.  .Terjemahan
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyanyang”.[1]


1
 


D.  Sebab Turunnya Ayat / Asbabun Nuzul
Dikemukakan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Malikah yang berkata : Ketika terjadi penaklukan kota makah bilal naik keatas panggung ka’bah dan mengumandangkan adzan. Orang yang berkata :”orang yang adzan diatas ka’bah itukan budak hitam” maka berkatalah sebagiannya “sekiranya Allah membecinya, tentu akan menggantinya”. Maka Allah menurunkan ayat “Yaa Ayyuhannasu Innaa Khalaqnakum Min Dzakarin Wa Untsaa........................................................... sampai akhir ayat” (Juz. 26, 49/Al Hujurat : 13) barkenaan dengan peristiwa itu, yang menerangkan bahwa didalam agama islam tidak mengenal diskriminasi. Ukuran kemuliaan seseorang hanyalah tergantung ketakwaannya kepada Allah.
Ibnu Asakir berkata di dalam mubhimatnya : Saya mendapati khath Ibnu Basyukual, bahwa Abu Bakar bin Abi Dawud mengemukakan didalam tafsirnya : Bahwa ayat terseburt diturunkan berkenaan dengan Abi Hindun. Olah Rasul Allah menyuruh kaum Bani Bayadlah untuk mengawinkan salah seorang wanita mereka dengannya. Mereka berkata : “Ya Rasulullah, pantaskah kami  mengawinkan putri-putri kami dengan maula-maula kami?” Maka turunlah ayat tersebut (juz. 26, 49/Al Hujurat : 13) berkenaan dengan peristiwa itu yang menegaskan bahwa islam tidak mengenal perbenaan antara bekas budak dengan orang merdeka.[2]
E.   Ayat Pendukung
1.    Ar Ruum Ayat 22
ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ  

“Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi serta berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”(Ar-Ruum: 22)
2.    Surat Yaasiin Ayat 36
z`»ysö6ß Ï%©!$# t,n=y{ ylºurøF{$# $yg¯=à2 $£JÏB àMÎ7/Yè? ÞÚöF{$# ô`ÏBur óOÎgÅ¡àÿRr& $£JÏBur Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÏÈ  
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”(Yasiin: 36)
3.    Surat Al–Anbiya ayat 92
¨bÎ) ÿ¾ÍnÉ»yd öNä3çF¨Bé& Zp¨Bé& ZoyÏmºur O$tRr&ur öNà6š/u Âcrßç7ôã$$sù ÇÒËÈ  
 “Sesungguhnya (agama tauhuid) ini adalah agama kamu semua:agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah aku”[3]. (Al–Anbiya: 92)



4.    Surat Al-Maidah Ayat 8
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. šúüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà­ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿwur öNà6¨ZtB̍ôftƒ ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã žwr& (#qä9Ï÷ès? 4 (#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)­G=Ï9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 žcÎ) ©!$# 7ŽÎ6yz $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ÇÑÈ    
 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.[4] (Al-Maidah: 8)
F.   Isi Kandungan Surat Hujurat Ayat 13
     Pada surat Al Hujurat ayat 13 telah dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari seorang laki-laki dan perempuan, yang kemudian terdiri dari orang-orang yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuannya bukan untuk saling menjegal dan bermusuhan, tetapi supaya harmonis dan saling mengenal. Adapun perbedaan bahasa dan warna kulit, perbedaan watak dan akhlak, serta perbedaan bakat dan potensi merupakan keragaman yang tidak perlu menimbulkan pertentangan dan perselisihan. Namun, justru untuk menimbulkan kerja sama supaya bangkit dalam memikul segala tugas dan memenuhi segala kebutuhan.
     Warna kulit, ras, bahasa, negara, dan lainnya tidak ada dalam pertimbangan Allah. Di sana hanya ada satu timbangan untuk menguji seluruh nilai dan mengetahui keutamaan manusia, orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa.
     Demikianlah seluruh sebab pertengkaran dan permusuhan telah dilenyapkan di bumi dan seluruh nilai dipertahankan manusia telah dihapuskan. Lalu, tampaklah dengan jelas sarana utama bagi terciptanya kerja sama dan keharmonisan. Yaitu, ketuhanan Allah bagi semua dan terciptanya mereka dari asal yang satu.
     Kemudian naiklah satu panji yang diperebutkan semua orang agar dapat bernaung dibawahnya. Yaitu, panji ketakwaan di bawah naungan Allah. Inilah panji yang dikerek Islam untuk menyelamatkan umat manusia dari fanatisme ras, fanatisme daerah, fanatisme kabilah, dan fanatisme rumah. Semua ini merupakan kejahiliahan yang kemudian dikemas dalam berbagai model dan dinamai dengan berbagai istilah. Semuanya merupakan kejahiliahan yang tidak berkaitan dengan Islam.
     Islam memerangi fanatisme jahiliah ini serta segala sosok dan bentuknya agar sistem Islam yang manusiawi dan mengglobal ini tegak dibawah satu panji, yaitu panji Allah. Bukan panji negara, bukan panji nasionalisme, bukan panji keluarga, dan bukan panji ras.
     Rasulullah bersabda:
“Kamu semua merupakan keturunan Adam dan Adam diciptakan dari tanah. Hendaklah suatu kaum menahan dari membanggakan nenek moyangnya, atau jadilah kalian makhluk yang lebih remeh bagi Allah daripada ju’lan.” (HR Abu Bakar al-Bazzar)
            Nabi saw. bersabda ihwal fanatisme jahiliah:
“Tinggalkanlah ia karena merupakan bangkai.” (HR Muslim)
            Inilah prinsip yang menjadi fondasi masyarakat Islam. Yaitu, masyarakat yang manusiawi dan mendunia, yang senantiasa dibayangkan aktualisasinya dalam suatu warna. Tetapi, kemudian ia memudar sebab tidak menempuh satu-satunya jalan yang mengantarkan kejalan lurus, yaitu jalan menuju Allah. Juga karena masyarakat itu tidak berdiri di bawah satu-satunya panji yang mempersatukan, yaitu panji Allah.[5]




 DAFTAR PUSTAKA

Ali, Al-Jumanatul. Terjamah Al-Qur’an. Depag RI: CV J-ART, 2005.
Dasuki, Hafist, dkk. Al-Qur’an dan Tafsir Jilid 9. Yogyakarta: PT Dana Bakti Waqaf, 1995.
Lubabun nuqul Fi Asbabun Nuzul. Surabaya: Mutiara Ilmu.
Mustofa Al-Marigi, Ahmad. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV Toha Putra, 1986.
Quth, Sayyid. Tafsir Fi zhilalahi Qur’an jilid 10. Jakarta: Gema insani Press, 2004.




[1] Al- Jumanatul Ali, Terjemah Al- Qur’an (Depag RI:  CV J- ART, 2005), 518.
[2] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi (Semarang : CV Toha Putra , 1986), 234.
[3] Hafizt Dasuki, dkk, Al-Qur’an dan Tafsir Jilid 9 (Yogykarta: PT Dana Bakti Waqaf, 1995), 431.
[4] Ibid., Jilid 6, 329.
[5] Sayyid Quth, Tafsir  Fi Zhilalil Qur’an jilid 10 (Jakarta : Gema Insani Press, 2004), 421-422.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar